Marketing dan 3 Temperatur

Acin Aulia
2 min readApr 7, 2020

Para pebisnis kerap kali memutar otak dan pikirannya untuk menjangkau pasar-pasar yang lebih luas, selain juga menjaga pelanggan tetapnya agar tidak berpindah hati ke produk atau jasa yang lain. Strategi yang digunakan juga tidak ‘saklek’ dan terus berganti seiring dengan kondisi dan tren pasar. Belum tentu strategi yang berhasil diterapkan di pasar A juga sanggup mencuri hati pasar B. Untuk itu, alangkah lebih mudah dan baik untuk membagi kelompok-kelompok pasar berdasarkan kebutuhan bisnis. Dengan itu, perbedaan antara pasar A, B dan C akan terlihat jelas dan memudahkan pemilihan strategi dan cara menjangkaunya.

Angka: seberapa pentingnya customer dalam merumuskan strategi pemasaran perusahaan

Data diatas menunjukkan bahwa peran konsumen mendominasi setiap langkah dan strategi perusahaan. Data mengenai kebiasaan dan jenis-jenis konsumen merupakan salah satu ujung tombak dalam marketing, ujung tombak tersebutlah yang menjadi acuan dalam menentukan strategi promosi maupun performa produk atau jasa perusahaan.

Sebelum mendalami data-data konsumen, perlu diketahui mengenai 3 temperatur konsumen atau biasa disebut ‘customer temperature’:

3 temperatur disana menjadi sebuah ‘template’ untuk menunjang data-data konsumen perusahaan. Mana yang akan dijangkau, mana yang ternyata tidak perlu dijangkau, mana yang akan dipertahankan, dan sebagainya. Dalam grafik diatas, ‘cold’ adalah kelompok yang belum mengetahui produk atau jasa perusahaan. Apa penyebabnya? Apakah mereka tidak memiliki kebutuhan produk atau jasa yang dijual? Apakah mereka belum memiliki akses untuk mengetahui perusahaan? Akan ada banyak kemungkinan, maka itu tugas marketing atau researcher adalah mencari data-data mengenai calon customer, bukan hanya yang telah menjadi customer saja.

Demikian pula dengan ‘warm’. Kelompok yang telah berinteraksi dengan perusahaan namun belum membeli produk atau jasa. Bisa jadi mereka memiliki ketertarikan, namun belum memiliki keinginan dan kebutuhan untuk membelinya. Perusahaan bisa saja ‘approach’ langsung ke kelompok ini dan memberikan promosi soft selling agar mereka tertarik lebih dalam sehingga menjadi customer. Namun, itu juga tergantung dari setiap kebiasaan mereka, godok strategi untuk mencuri hati kelompok ini tanpa membuat mereka risih.

Kelompok terakhir ‘hot’, yang diharapkan dapat memberikan testimoni atau rekomendasi ke kelompok ‘cold’ dan ‘warm’ agar membeli produk dan jasa perusahaan. Tetapi testimoni dan rekomendasi saja tidak cukup, melainkan bagaimana agar mereka menjadi loyal customer dan tidak berpindah ke tangan kompetitor.

Marketing tidak hanya melulu soal promosi ke calon buyer, namun juga mempertahankan loyalitas pelanggan dengan berbagai macam trik dan strategi. Bangun proximity dengan mereka dengan cara yang kreatif yang membuat mereka merasa bangga dan senang menggunakan produk dan jasa perusahaan.

Oke? Jangan lupakan, customer adalah salah satu yang menjadi ujung tombak pemasaran dalam perusahaan. Good luck!

--

--