Evolusi dan Revolusi Industri 4.0

Acin Aulia
3 min readJul 2, 2019

Revolusi industri membutuhkan perjuangan yang sulit, karena membutuhkan beberapa waktu yang cukup lama. Sejarah mengatakan rentang waktu yang dibutuhkan untuk masuk ke masa revolusi yang baru adalah 35 tahun.

Fakta lain menyebutkan bahwa beberapa perusahaan masih menerapkan industri lama dan tidak segera bertransformasi ke Industri 4.0, dan fakta tersebut menghasilkan pemikiran bahwa tidak masalah bila belum mengadopsi teknologi baru tersebut. Beberapa melupakan fakta tentang Industri 4.0 yang akan membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri sangat tinggi, serta berbagai macam perubahan besar lainnya. Di Industri 4.0, sistem komputer saling terhubung dengan internet. Kombinasi tersebut menciptakan adanya Internet of Things yang akan menjadikan istilah ‘Smart Factory” menjadi kenyataan.

The Manufacturer berpendapat mungkin sebaiknya pemikiran revolusi diganti dengan pemikiran evolusi. Revolusi merupakan sesuatu yang berubah secara paksa mengikuti sebuah kondisi sosial atau sistem yang baru. Evolusi, adalah sesuatu yang terjadi berdasarkan pemikiran dan kemauan untuk mengembangkan sesuatu.

Berbicara tentang bagaimana cara berpikir ‘evolusi’, yang pertama kali harus dilakukan adalah menciptakan pemikiran-pemikiran untuk memperbaiki sesuatu yang dapat dikembangkan. Hapus pemikiran “itu tidak akan bisa di industri saya”. Buatlah pemikiran seperti “Laptop saya terlalu lambat, saya akan mengupdate softwarenya”, suatu pemikiran yang membuahkan solusi, tapi juga tetap untuk memikirkan resikonya. Untuk melakukan perubahan tersebut, pertimbangkan juga apa manfaat maupun resikonya, dan lakukan itu tidak hanya di rumah tapi juga di tempat kerja.

Tapi, bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan nyata? Bagaimana bentuk perubahan pemikiran tersebut? Begini contoh kasusnya:

Ada sebuah kecurigaan dalam jumlah barang yang diproduksi yang berkaitan dengan temperatur di sebuah ruangan. Untuk menguji keanehan ini dan menemukan solusinya, dibutuhkannya sebuah data. Beberapa solusi tipikal industri adalah seperti ini:

  • Menggunakan sensor termokopel, sensor untuk mendeteksi dan mengukur suhu dengan melalui dua logam konduktor yang berbeda sehingga menimbulkan reaksi elektronik.
  • Menggunakan PLC (Programmer Logic Controller), perangkat komputer dengan beberapa memori yang biasa digunakan oleh industri untuk memantau proses-proses industri sesuai yang diinginkan.
  • Menggunakan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) sebuah sistem komputasi dimana berfungsi untuk mengontrol proses-proses industri.
  • Di akhir bulan setelah mengumpulkan semua data-data tersebut, baru dapat ditemukan permasalahan itu dan menentukan keputusan sistem pendingin ruangan yang baru.

Sedangkan dengan pemikiran baru yang lebih cepat, akan seperti ini:

  • Menggunakan sensor temperatur wireless
  • Membeli sebuah sistem wireless untuk menghitung kerusakan
  • Menginput langsung data ke dalam cloud untuk dianalisis
  • Menentukan keputusan bisnis yang tepat dan cepat

Begitulah pemikiran evolusi pada dasarnya. Tentunya perubahan industri membutuhkan proses yang rumit karena dalam setiap perubahannya akan berdampak secara meluas pada keseluruhan industri. Solusi baru di atas merupakan sebuah langkah awal untuk menuju pemikiran “evolusi” dalam perubahan era industri saat ini, Industri 4.0.

Source:

The Manufacturer https://www.themanufacturer.com/articles/problem-fourth-industrial-revolution

Tek id

https://www.tek.id/tek/apa-itu-industri-4-0-dan-bagaimana-indonesia-menyongsongnya-b1Xbl9d4L

--

--